Kepindahan Tak Terduga
Tottenham Hotspur Dibawah Daniel Levy, Membuat langkah mengejutkan dengan memecat Ange Postecoglou, hanya dua minggu setelah ia membawa klub meraih trofi Liga Europa. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, termasuk para pendukung setia Spurs dan pengamat sepak bola. Postecoglou dianggap telah memberikan kontribusi besar, terutama dengan kemenangan gemilang atas Manchester United di final kompetisi Eropa. Namun, dewan klub memilih untuk mengambil jalur berbeda, memunculkan tanda tanya besar tentang arah masa depan Tottenham.
Daniel Levy: Kisah di Balik Layar
Ketua Tottenham, Daniel Levy, akhirnya angkat bicara mengenai keputusan mengejutkan ini. Ia menyatakan bahwa pemecatan Postecoglou bukan didasarkan pada satu hasil saja, melainkan evaluasi keseluruhan performa dan standar klub. Levy menekankan bahwa Spurs adalah klub yang memiliki ambisi besar dan tidak bisa menerima pencapaian yang setengah-setengah. Menurutnya, keberhasilan di kompetisi Eropa tidak cukup untuk menutupi kegagalan di liga domestik. Pernyataan ini memperlihatkan tekad kuat manajemen dalam menjaga standar tinggi, sekaligus menegaskan bahwa konsistensi adalah kunci dalam visi jangka panjang Tottenham.
Masa Ange Postecoglou di Tottenham
Perjalanan Ange Postecoglou bersama Tottenham dimulai pada pertengahan tahun 2023. Ia datang dengan reputasi sebagai pelatih yang menerapkan filosofi menyerang dan memberikan hiburan bagi penonton. Musim pertamanya cukup menjanjikan, dengan Spurs finis di peringkat kelima Premier League dan sempat bersaing dalam perebutan tiket Liga Champions. Namun, musim keduanya jauh dari harapan. Cedera sejumlah pemain utama, hilangnya momentum, serta kekalahan beruntun menyebabkan performa tim menurun drastis. Spurs bahkan harus puas berada di posisi ke-17 klasemen akhir liga musim 2024/25, sebuah pencapaian yang sangat mengecewakan untuk klub sebesar Tottenham.
Daniel Levy: Kemenangan di Liga Europa
Meski performa di Premier League buruk, Postecoglou berhasil membawa timnya ke puncak kejayaan di Liga Europa. Dalam final yang berlangsung penuh tekanan, Tottenham mengalahkan Manchester United dengan skor tipis 1-0. Kemenangan ini menjadi momen emosional, mengakhiri puasa gelar Eropa selama lebih dari tiga dekade. Gaya bermain menyerang, keberanian dalam pengambilan taktik, serta semangat juang para pemain menunjukkan bahwa tim ini mampu bersaing di level tertinggi. Gelar tersebut menjadi warisan besar bagi Postecoglou, yang meskipun berakhir lebih cepat, tetap memberikan prestasi membanggakan bagi klub dan para pendukung.
Pertempuran Liga Premier
Sayangnya, pencapaian di Eropa tidak diiringi performa konsisten di Premier League. Sepanjang musim 2024/25, Spurs menunjukkan banyak kelemahan, terutama di lini pertahanan dan dalam menyelesaikan peluang. Kekalahan demi kekalahan membuat mereka kesulitan keluar dari papan bawah klasemen. Meskipun sempat ada momen perlawanan, seperti saat mengalahkan beberapa tim besar, hal itu tidak cukup untuk mengangkat posisi mereka secara signifikan. Hanya dengan 38 poin dari 38 pertandingan, Tottenham mencatatkan musim terburuk dalam sejarah modern klub. Ini menjadi alasan utama mengapa dewan tidak bisa mempertahankan Postecoglou meskipun sukses di kancah Eropa.
Visi Daniel Levy untuk Tottenham
Daniel Levy sudah lama dikenal sebagai sosok ambisius yang ingin membawa Tottenham bersaing di puncak sepak bola Eropa. Ia memimpin transformasi besar, dari pengembangan fasilitas pelatihan modern hingga pembangunan stadion baru. Menurutnya, klub harus tidak hanya puas dengan gelar sesekali, tetapi membangun fondasi untuk sukses yang berkelanjutan. Pemecatan Postecoglou mencerminkan standar tinggi yang ditetapkan. Levy juga berkomitmen untuk terus memperkuat tim melalui rekrutmen cerdas, pengembangan pemain muda, serta penunjukan pelatih yang sesuai dengan nilai-nilai dan target klub.
Ambisi dan Harapan
Tottenham bukan hanya ingin memenangkan trofi, tetapi juga ingin memastikan bahwa kemenangan tersebut dapat diulang secara konsisten. Levy dan jajaran eksekutif ingin membentuk skuad yang mampu bersaing di berbagai kompetisi, tidak hanya dalam satu musim, tetapi dalam jangka panjang. Klub ini memiliki sejarah dan tradisi besar, dan dengan dukungan finansial yang semakin stabil, ekspektasi terhadap pelatih dan pemain juga semakin tinggi. Dengan standar itu, pemecatan manajer sukses seperti Postecoglou menjadi bagian dari strategi jangka panjang yang lebih ambisius.
Dampak dan Pengembangan Masa Depan
Kepergian Ange Postecoglou membuka babak baru dalam perjalanan Tottenham. Klub kini berada di bawah kendali pelatih baru Thomas Frank, yang dikenal sukses mengelola Brentford dengan sumber daya terbatas. Frank diharapkan mampu membawa stabilitas dan visi baru ke dalam tim, serta membangun kembali kepercayaan diri para pemain. Tantangan yang dihadapi cukup besar, termasuk mempertahankan pemain bintang seperti Son Heung-min dan James Maddison, serta meningkatkan konsistensi performa. Dengan kompetisi yang semakin ketat, Tottenham tidak hanya dituntut untuk bangkit, tetapi juga membuktikan bahwa mereka masih layak diperhitungkan di antara tim elite Inggris dan Eropa.